Tuesday, April 8, 2014

SWOT Analysis

Well, have you heard it? Absolutely, you have ( I think)

Analisis yang memaksaku mengenang kembali tugas psikologi industri yang aku suka.
2,5 tahun lalu.

Oke, let me explain first.
Sekedar untuk merefresh kembali, supaya tak sesat di jalan nanti.

Analisis SWOT 
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Oke sampai di situ aja kutipan artikelnya.
I won't let you to imagine too far. It is a lil bit dangerous. :p

And here it is, SWOT Analysis of mine.
(setelah melalui perenungan hebat di 2 malam terakhir *agak lebay, biar kesannya dramatis)

My Strength, Weakness, Opportunity, and Threat : My Beloved Super Mom

Entah bagaimana alfabet untuk masing-masing kolom tersusun, namun semuanya mengacu padanya.
Seakan ada hukum imajiner (dibawah kekuatan Allah tentu) yang mengharuskan aku bertumpu pada wanita superkuat sabar galak dan pengertian bernama, Mama.

Dia punya segala, yang akhirnya membawa arus deras padaku tanpa aku bisa melawannya.
Bukan, aku bukan menyerah, jangkar keyakinan dan ketekadanku sudah aku turunkan.
Tapi memang, semua itu sungguh kuat, teman.

Arus itu terlalu deras untuk disebrangi. Tenagaku pun semakin habis.
Aku tak lagi punya daya untuk menyebranginya terlalu cepat.

Kamu memang terlalu kuat.
Dan aku kemarin lupa sejenak siapa yang mengajariku kuat
Lihatlah anakmu yang durhaka ini, Ma.
Yang dulu selalu kau banggakan, kau elu-elu aku dengan beribu pujiann,
sekarang apa yang kau dapat?
Tangisan dan ucapan tak pantas dari anak sulungmu.
Bahkan kita takut Ma untuk berucap satu sama lain.
Aku menjerit, aku tahu kamu pun merintih sakit Ma.
Maaf.

Sekarang, aku kembali, menata kepingan-kepingan keyakinan yang baru jatuh bercecer Ma.
Kau lihat itu.
Tapi, dengan kekuatan doamu, yang langsung menyambungkanku dengan Yang Maha Penguasa,
aku tahu aku akan bangkit.
Di pelukanmu, bersamamu, menemanimu di pagi dan malam hari, Bundaku.
Untuk itu, aku ucapkan Terimakasih teramat sangat.
Doakan pula aku tak lagi membuat air mata itu jatuh ya, Ma.
Aku terlalu capek.

Akankah kamu kaget Ma?
Melihatku dengan hasil elegi ini, yang begitu puitis dan menyayat.

Aku berharap keikhlasan penuh di hari-hariku ke depan.
Aku lupakan sejenak hari-hari bahagiaku bersama sebuah teman
yang bersama-sama kita mengalami proses di dalamnya
yang bersama-sama kita saling tarik menggapai tali diantara bebatuan
Aku dan kamu, Passion.

We're not growing apart. Ever.

No comments:

Post a Comment